Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling mulia akhlaknya, sampai-sampai Allah SWT memujinya dan mengabadikan pujiannya tersebut dalam Alquran, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”. Pertanyaannya, pantaskah manusia yang dipuji Allah SWT dalam Alquran akan melakukan kekejian atau kehinaan yang selama ini sering disematkan oleh musuh-musuh Beliau?
Jawabannya, tentu tidak. Hanya, biasanya orang menghina orang lain dilatarbelakangi beberapa motif. Pertama, orang biasanya menghina orang lain karena tidak tahu hakikat orang yang dihinanya, bagaimana kondisi sebenarnya orang yang dihina tersebut, dan seperti apa sepak terjang dia yang sesungguhnya. Hal ini bisa berangkat dari informasi yang salah atau informasi yang tidak lengkap tentang orang yang dihinanya tersebut.
Kedua, orang biasanya menghina orang lain karena benci, iri, dengki, dan perasaan buruk lainnya karena ia tidak memiliki atau tidak seperti orang yang dihinanya tersebut. Motif ini yang paling sering menjadi penyebab seseorang menghina orang lain. Sehingga, tidak ada gunanya ia mendapat informasi yang utuh dan menyeluruh tentang orang yang dihinanya karena fondasi dasarnya dalam menilai orang lain sudah berangkat dari rasa benci.
Ketiga, seseorang biasanya menghina orang lain karena orang yang dihina memang melakukan hal-hal hina yang pantas dibenci dan dihina.
Di antara ketiga motif di atas hanya motif ketiga yang tidak mungkin menjadi penyebab kebencian seseorang kepada Nabi Muhammad SAW. Karena, semasa hidupnya Beliau tidak pernah menyakiti orang lain sehingga lebih tidak mungkin lagi jika Beliau akan menyakiti orang lain setelah Beliau meninggal dunia. Dengan demikian, kemungkinannya hanya dua motif pertama yang menjadi penyebab seseorang menghina Nabi Muhammad SAW.
0 Komentar