SIAPA YANG TERTUDUH, SIAPA YANG MENUDUH?

(Meluruskan kesalahpahaman saudara kami dari Mazhab baru Wahabi)

SOHIB : "Karena tidak ikut maulidan, yasinan, tahlilan dan tawassulan, Ana dituduh wahabi. Padahal kalau Ana wahabi, berarti Rasulullah adalah wahabi. Karena Rasulullah pun tidak pernah maulidan, tahlilan, yasinan dan tawassulan"

JOHN : Pernyataan ini sebenarnya keluar dari ketidakpahaman saudara atas apa yang saudara ucapkan. Saudara tidak tahu bagaimana yang disebut menuduh itu. Seseorang baru bisa dikatakan "menuduh" apabila "Mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta"

Adapun para ulama mengatakan saudara wahabi, itu bukanlah menuduh. Tapi karena faktanya, saudara memang pengikut ajaran baru (ajaran bid'ah) yang diciptakan Syech Muhammad bin Abdul Wahab. Wahabi itu di ambil dari nama terakhir sang pembawa ajaran, yakni Wahab.

Sama seperti kami yang dikatakan Syafi'iyah, karena kami memang pengikut ajaran islam yang dipahami oleh Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi'i. Syafi'iyah itu di ambil dari nama terakhir beliau, yakni Al-Syafi'i.

Atau kami dikatakan Ahlussunnah waljama'ah, karena kami memang pengikut ulama salaf Imam mazhibul arba'ah Alussunnah Wal Jama'ah dan pengikut Imam Abul Hasan Al-Asy'ari dalam aqidah. Sebagaimana seluruh dunia telah maklum, bahwa jumhur ulama disegala jaman telah sepakat bahwa yang disebut Ahlussunnah waljama'ah itu ialah pengikut mazhab arba'ah yang beraqidah Asy-Sya'irah wal Maturidiyah

Jadi sebenarnya tidak ada yang menuduh dan tidak ada yang tertuduh dalam masalah ini, Hanya saja saudara yang jelas-jelas pengikut Syech muhammad bin abdul wahab tidak percaya diri menyandang nama ulama panutan saudara. Ini membuktikan bahwa sesungguhnya saudara masih ragu akan kebenaran paham yang saudara anut.

Adapun yang harus benar-benar saudara pahami, yang dikritisi para ulama dari wahabi ini bukanlah penolakan mereka untuk mengikuti amaliyah ahlussunnah wal jama'ah. Akan tetapi vonis-vonis sesat dan syirik yang selalu mereka lontarkan atas amaliyah ahlussunah wal jama'ah, itulah yang jadi titik permasalahan. 

Dan sifat buruk ini sudah menjadi ciri khas wahabi, karena faktanya, tidak ada mazhab atau aliran dalam agama islam jaman ini yang suka main vonis bid'ah syirik terhadap amaliyah ahlussunnah wal jama'ah kecuali wahabi.

Ahlussunnah wal jama'ah berbeda pendapat dengan Muhammadiyah dalam banyak masalah agama. Tapi sekian lama berdampingan, NU selaku organisasi yang mengusung paham Ahlussunnah wal jama'ah tidak pernah saling vonis sesat syirik dengan Muhammadiyah. NU dan Muhammadiyah selalu damai, bersatu dan saling berangkulan dalam perbedaan.

Ciri khas ulama ahlussunnah wal jama'ah itu tidak suka memaksakan pahamnya. Sifat mereka hanya mengajak ummat untuk melajimkan hal-hal yang ma'ruf (tradisi yang baik). Seperti yasinan, tahlilan, maulidan dan tawassulan. Perkara orang lain tidak menerima ajakan, tidak seorangpun ulama yang mempersoalkannya. 

Menurut para ulama, kewajiban seorang hamba hanyalah menyampaikan, sedangkan membuka hati orang lain untuk menerima kebenaran itu adalah urusan Allah SWT.

Kesimpulannya:

Sifat buruk yang menjadi ciri khas Wahabi ialah suka main vonis sesat syirik secara serampangan terhadap amaliyah orang lain yang tidak sepaham dengan mereka.

Nah, Karena sifat buruk ini sudah menjadi ciri khas wahabi, maka siapapun yang bersifat seperti ini, pasti setiap muslim mencurigainya sebagai penganut paham wahabi.

Kata pepatah: "Tidak ada asap kalau tidak ada api". Maka bila saudara tidak nyaman disebut wahabi, lakukanlah salah 1 diantara 2 Hal :

1. Bila saudara memang pengikut paham muhammad bin abdul wahab, segeralah tinggalkan paham itu. Selagi saudara masih mengikuti paham muhammad bin abdul wahab, maka nyaman atau tidak nyaman disebut wahabi, namun saudara tetaplah seorang Wahabi.

2. Bila saudara bukan pengikut paham muhammad bin abdul wahab, maka janganlah suka main vonis sesat syirik terhadap amaliyah ahlussunnah wal jama'ah. Selagi saudara masih melakukan sifat buruk itu, maka nyaman atau tidak nyaman, saudara tetaplah dicurigai sebagai wahabi. Karena sifat buruk main vonis sesat syirik serampangan itu sudah menjadi ciri khas Wahabi.

Kata terakhir sebagai nasehat:

Bila saudara menilai ada amaliyah orang lain yang tidak berlandaskan kepada dalil, maka janganlah meminta dari mereka penjelasan yang sesuai paham saudara, tapi mintalah penjelasan sesuai apa yang mereka pahami. Lalu pahamilah penjelasan itu sehingga saudara benar-benar paham. Inilah kelakuan para ahli ilmu dan ahli Iman yang mencari kebenaran.

Karena terkadang bukanlah amaliyah seseorang yang tidak mempunyai dalil, tapi kitalah yang tidak paham bagaimana cara mereka mengistimbatkan hukum dari dalil-dalil.

Semoga hidayah dari Allah tercurah untuk kita semua, Aamiin!

( John Siampudan', 11 Oktober 2020 )

Posting Komentar

0 Komentar