GERAKAN DUKUNG SYAIKHONA KH. MOH. KHOLIL BIN ABD. LATIF BANGKALAN SEBAGAI PAHLAWAN

Saya memang bukanlah siapa-siapa, tetapi sebagai salah satu anak bangsa, saya ingin berterimakasih atas jasa para pahlawan. Salah satu cara yang bisa saya lakukan adalah menyampaikan aspirasi saya:

SAYA MENGUSULKAN, MENDUKUNG UPAYA PERJUANGAN PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN TERHADAP  SYAIKHONA KH. MOH. KHOLIL BANGKALAN.

Dalam lintasan sejarah yang tidak banyak diungkap, bahwa beliau bukan hanya sekedar maha guru dari banyak ulama-ulama besar di Indonesia, bukan sekedar inspirator atau inisiator terbentuknya salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tetapi pada tahun 1895 beliau Syaikhona Kholil Bangkalan  bersama Syekh Nawawi Banten,  Kyai Soleh Darat Semarang, Kyai Abdul Karim Kaliwungu, Kyai Anwar Batang dan  beberapa ulama besar di zamannya adalah salah  satu konseptor dasar/ pembuat strategi  bagi  gerakan kemerdekaan Republik Indonesia

Berikut riwayat perjuangan Syaikhona Kholil Bin Abd. Latif Bangkalan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia:

RIWAYAT PERJUANGAN 

SYAIKHONA KH. MUHAMMAD KHOLIL BIN ABD. LATIF BANGKALAN

(dikutip dari risalah Tim Pengusul Gelar Pahlawan Nasional bagi Syaikhona Kholil Bin Abd. Latif Bangkalan)

  1. Menjadi Penentu Lahirnya Jam’iyah Nahdlatul Ulama Syaikhona Kholil adalah penentu lahirnya Jam’iyah Nahdlatul Ulama dengan memberikan restu kepada Kiai Hasyim Asy’ari untuk mendirikan Jam’iyah Nahdlatul Ulama sebagai organisasi dan perjuangan para Ulama. Syaikhona Kholil merupakan salah satu peletak nilai-nilai dasar Islam yang berpadu dengan kearifan lokal Nusantara, sehingga melahirkan nilai-nilai Islam yang universal, terbuka, toleran, dan moderat, penuh dengan nilai-nilai kemuliaan, dan menyebarkan rahmatan lil alamien. 
  2. Syaikhona Kholil Juga Menjadi Embrio Lahirnya Pergerakan Nasional dan Nasionalisme di Kalangan Pesantren. Syaikhona Menjadi titik sentral penempaan dan pembibitan para calon pejuang dan pahlawan. Syaikhona Kholil aktif memberdayakan dan menempa santri dengan pemantik Hubbul Wathon Minal Iman yang ditemukan di Manuskrip tulisan tangan Syaikhona Kholil untuk membangkitkan kesadaran dan komitmen kebangsaan kaum santri. Para santri Syaikhona Kholil Bangkalan terangkai sebagai jejaring penebar pemikiran dan gerakan Syaikhona Muhammad Kholil, yang secara aktif menguatkan perjuangan kalangan ulama santri baik dalam pergerakan kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan.
  3. Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan menjadi Episentrum Jejaring Ulama dan Islam Nusantara Jejaring Islam Nusantara Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan menjadi muara jejaring ulama di Tanah Jawa dan Nusantara. Genealogi intelektual yang saling berhubung dan bersambung ini kemudian dibawa oleh Syaikhona Muhammad Kholil ke Nusantara dan melahirkan muara jejaring intelektual yang kelak menjadi kapital besar dalam pembangunan peradaban termasuk perlawanan kultural kaum santri.
  4. Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan merupakan Mahaguru yang menghasilkan pejuang dan para pahlawan Beliaulah Mahaguru yang melahirkan alim ulama, cendekiawan, dan pahlawan nasional yang memberikan kontribusi yang luar biasa bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Syaikhona Muhammad melahirkan pahlawan nasional yaitu: KH Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah, dan KH As’ad Syamsul Arifin. Santri-santri alumni didikan Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalanlah yang menerjemahkan pemikiran dan gerakan sang guru. Pemerintah Hindia-Belanda pun mengakui jika perlawananperlawanan yang muncul di seantero Jawa, dan Nusantara berasal dari kaum santri3 , yang sebagian diinisiasi oleh santri Syaikhona Muhammad Kholil
  5. Syaikhona Muhammad Kholil merupakan peletak dasar nilainilai Islam Indonesia yang universal, moderat, terbuka, dan toleran. Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan merupakan salah satu peletak nilai-nilai dasar Islam yang berpadu dengan kearifan dan tradisi lokal Nusantra sehingga melahirkan nilai-nilai yang universal, terbuka, toleran, dan moderat. Karakteristik utama Islam Nusantara adalah menyebarkan dan membumikan Islam dengan santun, damai, penuh dengan nilai-nilai kemuliaan, dan menyebarkan rahmatan lil alamien. Islam Nusantara diimplementasikan dan dibumikan di Indonesia dengan merangkul budaya, menyelaraskan budaya, menghormati budaya, dan tidak memberangus budaya, sehingga berpadu dan membentuk karakter atas nilai-nilai keindonesian. Inilah warisan terbesar Ulama bagi bangsa Indonesia di samping kemerdekaan. Syaikhona Kholil sebagai salah satu peletak nilainilai dasar tersebut. Nilai-nilai ini relevan dengan kondisi bangsa Indonesia yang majemuk. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi bangsa Indonesia yang majemuk, apabila tidak ditopang oleh Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan nilai-nilai Islam yang universal, moderat, terbuka, dan toleran.
  6. Syaikhona Muhammad Kholil menjadi pelopor implementasi instrument Pendidikan Islam dalam membumikan Islam Nusantara Syaikhona Muhammad Kholil juga menggunakan instrumen pendidikan Islam dalam membumikan Islam Nusantara. Salah satu gerakan kultural adalah membumikan Islam Nusantara sebagai penguatan identitas kolektif. Peran Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan di kalangan pesantren memang tidak diragukan lagi. Beliau bisa membumikan ajaran tasawuf sebagai suatu strategi dan pendekatan dalam menyebarkan Islam di Nusantara
  7. Syaikhona Muhammad Kholil menjadi pencetak kader Ulama dan Pahlawan Nasional Syaikhona Muhammad Kholil merupakan sosok yang tidak hanya sebagai guru, tetapi sekaligus pencetak kader para guru. Pernyataan ini terbukti dari munculnya ulama-ulama Nusantara yang mampu menjadi pendiri pesantren besar di Jawa dan Madura. Sebagian besar pendiri pesantren di banyak daerah di Indonesia mempunyai sanad (silsilah pertalian) keilmuan dengan Syaikhona Muhammad Kholil. Hal tersebut menjadi bukti nyata akan kharisma Beliau dalam menyebarkan dakwah Islam.
  8. Beberapa murid yang berhasil menjadi ulama besar karena berguru pada Syaikhona Muhammad Kholil antara lain: Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari (Ponpes Tebu Ireng Jombang), KH Wahab Hasbullah (pendiri pondok pesantren Tambak Beras Jombang), KH Bisri Syamsuri (Ponpes Denanyar Jombang), KH As’ad Syamsul Arifin (Ponpes Sukorejo Situbondo), KH. Romly Tamim (Penyusun Istighotsah, Ponpes Darul Ulum Peterongan Jombang) Kiai Hasan (Genggong Probolinggo), Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta), Cholil Harun (Rembang), Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo), Kiai Ahmad Shiddiq (Jember), Kiai Usymuni (Sumenep), Kiai Abi Sujak (Sumenep), Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan), Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri), Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang), Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan), dan masih banyak lagi. 

Dengan kata lain, bahwa sebagian besar ulama yang masih hidup sekarang masih mempunyai sanad sampai ke Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan

Sebagai bangsa besar yang menghargai jasa para pahlawannya, tentu tidak sepadan apa yang kita lakukan dibandingkan dengan jasa Syaikhona KH. Moh. Kholil terhadap ummat, bngsa dan Negraa Kesatuan Republik Indonesia , tetapi upaya ini merupakan salah satu cara memberikan penghormatan kepada beliu, semoga upaya  kecil yang bisa dilakukan ini pada akhirnya sampai kepada pemangku kebijakan negeri ini dan memberikan penghargaan terhadap jasa pahlawan.


Tandai KH. Pakna Majid Makki Nasir


Sumber :

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214270057185459&id=1836686806&sfnsn=wiwspmo

Posting Komentar

0 Komentar